Di malam ini di atas sofa tosca yang empuk akhirnya seseorang yang kutunggu tunggu datang dihadapanku bersama senyum yang selalu kurindukan.
“Nih kopi susu kesukaan mu, kalo aku kopi hitam selalu” kataku
“Kamu minum dulu.” Pintanya
Lalu ku teguk tanpa bertanya apa apa. Kemudian dicarinya tempat dimana aku menaruh bibir di gelas itu lalu disana dia mulai meminumnya. Romantis bukan. Aku di buat terlena dengan sikapnya.
“Kamu pasti capek ya?” Tanyaku
“Kamu hari ini ngapain aja?” Tanya nya dengan mengabaikan pertanyaanku
“Hmmmmm…..aku bersih bersih terus masak untuk pujaanku” jawab ku
“Bagaimana urusan kantor?” Tanya ku kembali
Dia terdiam tak serta merta mengeluarkan setiap kata untuk menggambarkan kepenatan harinya.
Aku sangat menghargainya dan sangat memahaminya. Otakku memberi ide untuk mengalihkan pembahasan yang membosankan ini.
“Sayang kamu inget gak dulu kalo abis apelin aku, aku selalu minta kamu untuk telpon aku?”
Wajah nya kembali memerah dan bersemangat.
“Tentulah aku ingat, tapi….kenapa kamu selalu minta aku untuk menelponmu sedang aku baru saja dari rumahmu cukup lama?” Pungkasnya
“Itu karena aku khawatir ada apa apa sama kamu di jalan.” Jawabku
Sebenarnya jawabanku itu sangatlah konyol mengingat jarak dari rumahnya ke rumahku hanya 5 menit jalan kaki.
Cinta….cinta…terkadang memang buat gila.
Lalu ku sodorkan makan malam. Saat itu aku membuatkan nya sop dan udang goreng. Walau ku tau masakanku tak selezat resto padang tapi aku bangga membuatnya.
“Yaang masakanmu enak banget.” Rayunya
“Masakan ku itu biasa mas cuma aku kasih bubuk cinta yang banyak makanya jadi enak banget” jawabku
Lalu dia memintaku untuk menyuapinya. Sambil bercerita ringan mengingat masa lalu indah kita dan betapa sulitnya dia mendapatkan ku.
Makan malam pun selesai. Dia terdiam. Kubiarkan dia dengan lamunannya dan aku kembali membersihkan segala yang tersisa.
“Sudah bengongnya?” Ejekku sambil nyengir
Balasannya hanyalah senyum indah yang selalu kurindukan. Aku mulai mendekati dan mengusap lembut rambutnya yang sudah tidak lagi hitam sempurna. Usapan ku ternyata membuat matanya berkedip kedip menandakan kelelahan nya. Dengan humming sambil terus mengusap usap kepalanya hingga dia tertidur.
Kutatap tiap milimeter wajah nya
Ya….Rabb berikanlah kekuatan baginya serta berikan dia kesabaran untuk melalui ini semua. Aku sangat menyayanginya kumohon lindungilah dia. Engkau yang maha sempurna, hanya padaMu kutitipkan jiwa raganya. Pintaku dalam heningnya malam.
Kubiarkan dia dalam lelap hening nya malam. Malam itu tidak seperti biasanya. Udara begitu dingin. Aku mulai mencium kening nya lalu mencium pipinya dengan niat membangunkan nya.
“Yaang pindah di kamar y….” pintaku
Dia terbangun bagai robot yang diatur dengan pengendali. Tampak lucu kulihat nya. Dan dia pun langsung terbaring diatas kasur empuk serta melanjutkan dengkuran nya, dan aku kembali menyendiri di sofa tosca nan nyaman.
Aku seorang wanita biasa bernama Kasih dan dia bernama….ah sudahlah, panggil saja “mas” karena biarkan namanya terukir dalam hatiku sehingga aku tak kan malu padaNya jika selalu kusebut nama “mas”.
Aku yang terbiasa selalu tidur larut mulai mencari cari aktifitas. Aku putuskan untuk mengambil buku words search dan mulai mengerjakan. Membayangkan menjadi detektif yang harus memecahkan setiap kata kata misteri betapa konyol nya khayalanku ini. Keasyikkan membuat aku lupa waktu dan aku memutuskan untuk tidur.
******
Pagi itu bangunku sangat segar dan semangat, udara yang tidak kalah segar menandakan semalam ada hujan yang berkunjung. Kegiatan pagiku dengan membuatkan sarapan untuknya. Saat itu aku membuat pancake dengan diberikan madu di atasnya. Sambil kembali lagi bercerita ringan tak butuh lama mobil tua telah menunggu lama untuk jalan bersama menelusuri hari. Dia pun pamit dengan segala berat tatapan menandakan ke-tidaksudian nya meninggalkan ku. Dia mulai mencium keningku.
“Kau adalah tulang rusukku yang hilang dan kau adalah penyempurna hidupku” ucapan nya sebagai pamit sesaat.
Tidak butuh waktu lama dia pun tiba di kantor. Jika ada waktu istirahat dia akan mulai menelpon. Dengan segala perhatian yang ada dia mulai menanyakan pertanyaan pertanyaan klise. Sejenak dia pun terkadang whatsapp sekedar melaporkan kejenuhan serta kelelahan nya di kantor. Aku hanya bisa memberikan semangat dan membuatnya bersabar untuk melampaui hari itu.
Tak terasa matahari mulai lelah menyinari bumi. Aku dengan kesendirianku menanti dan berharap dengan sabar akan datangnya senyuman yang selalu ku rindukan dan
ciuman lembut di kening ini. Aku tau aku harus lebih bersabar dengan harapan dia baik baik saja dalam perjalanan. Handphone ku berbunyi kencang membangunkan lamunan akan dirinya yang kutunggu.
“Sayang…..maaf malam ini aku tidak ke rumah. Istriku sudah pulang dari dinasnya. Tapi yakinlah aku selalu mencintaimu, ku mohon jagalah cinta. Yakinlah bahwa aku akan kembali untukmu seutuhnya.”